Kegiatan Mulang Tiyuh bulan
November ini dilaksanakan di Kampung Menanga Siamang Kecamatan Banjit. Sebelum
membuka acara rutin bulanan ini, Bustami Zainudin menghadiri peresmian SMA
Muhammadiyah di Kampung Rantau Temiang dan melakukan kunjungan kerja ke Kampung
Menanga Jaya. Sekitar pukul 14.00 Bupati Way Kanan dan rombongan tiba di Balai
Kampung Menanga Siamang. Pada kesempatan ini, wartawan SMP Negeri 5 Banjit
berkesempatan melakukan wawancara dengan beliau. Berikut ini adalah laporannya.
Mohon penjelasan mengenai Filosifi
Mulang Tiyuh.
Mulang Tiyuh dalam bahasa daerah
di Banjit berari balek dusun. Dalam bahasa Jawa berarti balik ndeso.
Mulang tiyuh ini sebuah filosofi sebenarnya. Kita harus tau bahwa setiap manusia
pasti akan pulang ke kampung halaman. Kampung halaman yang paling akhir adalah
akhirat. Sebelum itu, kita semua kan punya kampung halaman, tanah
kelahiran. Pasti akan pulang ke sana. Nah, ini yang harus kita pikirkan
bagaimana semua orang bisa mulang tiyuh untuk mbangun deso. Kalau
orang-orang hebat hanya mau tinggal di kota (tidak mau pulang ke desa), kapan bisa
bagus kampung-kampung ini. Jadi, Orang pintar, orang yang berpendidikan, orang
berilmu, orang yang punya uang kita harapkan mau memperhatikan tanah
kelahirannya, yaitu Way Kanan ini, dengan memperaiki kampung-kampung yang ada.
Apakah yang menjadi tolok
ukur peningkatan perekonomian rakyat Way
Kanan?
Ya, tolok ukurnya yang pertama
adalah tidak ada sejengkal tanah pun yang
dibiarkan kosong. Artinya, tidak ada lahan tidur. Semua tanah yang ada itu
ditanami tumbuhan yang produktif. Misalnya
Karet, sawit, padi, jagung, atau singkong.
Tanaman-tanaman ini kan bisa menghasilkan uang dalam waktu tertentu. Dengan demikian,
perekonomian rakyat pun meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan lahan
pertanian yang ada di Way Kanan.
Tolok ukur yang kedua
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Ini sudah logis. Bagaimana
sebuah keluarga akan sejahtera kalau bapaknya sakit-sakitan. Karenanya kita
sekarang gencar melakukan kampanye anti merokok. Rakyat Way Kanan harus sadar
bahwa merokok membuat miskin. Ini terbukti dan tadi yang menjawab adalah orang yang
memang miskin. Bapak tadi mengatakan kalau rumahnya ditaksir seharga rp 5 juta.
Tapi ia telah membakar uang untuk membeli rokok selama 40 tahun sebesar rp 54
jt. Bisa kita bayangkan seandainya ia punya dua anak dan merokok semua. Berapa ratus
juta uang yang telah hilang percuma. Kesejahteraan inikan persoalan perilaku
juga. Bagaimana hidup sehat tanpa rokok, kerja keras memanfaatkan potensi yang
ada. Sepertinya ini sepele. Namun, ini secara langsung akan berpengaruh
terhadap perekonomian rakyat.
Khabarnya Bapak telah
menciptakan sebuah lagu daerah berjudul “Hanyut Lamunan”. Bisa diperdengarkan?
Haha … “Ngelamun di tengah
bingi” sudah … Lagu ini berisi
seseorang yang larut dalam keindahan/kecantikan bidadari. Pemuda yang mendambakan
bidadari yang tak mungkin didapat karena
anak raja. Maka pemuda itu hanya bisa melamun di malam hari, tapi tidak sambil
merokok. Haha ….
Pesan untuk siswa-siswi SMP
Negeri 5 Banjit?
Ia, saya pikir untuk mejadi
pemimpim tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi harus dipersiapkan dengan serius
dan ini butuh proses. Kalian harus terus sekolah, berlatih kepemimpinan, dan hidup bermasyarakat. Kalian bisa menentukan
mau jadi apa besok dan ini bergantung pada usaha kalian saat ini. Ingat, kalau mau
melihat masa depan kalian bagaimana, caranya adalah lihat apa yang kamu lakukan hari ini. Kalau sekarang
kalian hanya tidur siang, besok-besok badan kamu akan gemuk dan penyakitan. Namun, kalau kalian
menanam karet, lima tahun mendatang bisa dibayangkan bahwa kalian pasti
menderes karet. Begitu. Apa yang dilakukan hari ini itu yang menentukan hari
esok. Bila hanya bermain-main, ya tamat SMP mungkin menikah. Itulah pentingnya
bagi kalian untuk merpersiapkan masa
depan. Pelajari sejarah para pemimpin. Kehidupan mereka akan menginspirasi
kalian bagaimana seharusnya berbuat dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar